Terima Kasih Pituru

  • By Deyana Said
  • Essay
  • By Deyana Said
  • Essay

Terima Kasih Pituru

Perjalanan ke Kampung Pituru Laut yang berlokasi di Kota Belud, Sabah telah membuka mata saya
tentang alam. Ianya membuatkan saya sedar bagaimana alam tidak pernah meminta apa-apa dari kita,
malah sentiasa memberi meskipun banyak kerosakan yang telah kita perbuat, tetap saja alam terus
memberi.

Dari situ lah datangnya sumber rezeki kita. Asalnya sumber mineral, air, makanan, dan bahan mentah
kita. Malah merupakan tempat sumber pendapatan kita dengan adanya kawasan pelancongan yang
menyediakan peluang pekerjaan. Laut ini jugalah yang menjadi jalan perhubungandan pengangkutan
kita.

Tetapi lihat apa saja yang telah kita lakukan untuk membalasnya.
Sememangnya tidak perlu banyak yang kita perbuat, cukup menghargainya dengan tidak menjadikan
laut ini seperti tempat pembuangan sampah. Bayangkan saja perasaan menjadi laut, sudah diberikan
segalanya, tetapi tidak dihargai malah diremehkan. Syukur saja laut tidak seperti manusia, meski
diperlakukan sedemikian, tetap sahaja masih memberi.

Jangan sampai kewujudan laut ini lari dari tujuan asalnya yang berkepentingan menjadi sumber
kehidupan bagi manusia dan ekosistem di dalamnya, malah menjadi tempat pembuangan sampah
sarap.

Harus di ingat, bukan laut yang tidak mampu hidup tanpa kita, tetapi kita manusia yang tidak akan
mampu hidup tanpa laut dan seisinya.
Editor’s note: In April 2022, Ambassadors spent a weekend in the village of Pituru Laut, Kota Belud,
Sabah – a small fishing village located almost 2 hours away from the city of Kota Kinabalu. During
their visit, Ambassadors spent their time with the village youths and elders where they learned more
about the impacts of overfishing and climate change on the community’s livelihood. These Climate
Stories are inspired by their time at Kampung Pituru Laut.

Check Out Our Other Stories